Sebanyak 107
mahasiswa Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, Rabu (25/9) kemarin
selama sehari menggelar workshop dan
observasi terkait Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Desa Tenganan
Pageringsingan, Karangasem. Mahasiswa itu berasal dari 12 program studi
(prodi). Mereka dibimbing dosen pembimbing atau didampingi ketua prodi.
Wakil Rektor III Unmas I Made Suryawan, S.H., M.H.
menyampaikan di sela-sela PKM itu, selain dalam rangka PKM, tim muhibah seni
Unmas juga kemarin menjemput kain geringsing tua yang sudah
dibuat atau ditenun warga desa itu 150 tahun silam. Kain tua yang menjadi
maskot Tenganan Pageringsingan itu bakal dipamerkan di Belgia. Selain itu juga akan dibawa brosur-brosur dan foto-foto mengenai keunikan desa tua itu.
Ditambahkan Suryawan, muhibah seni Unmas Denpasar berangkat ke Belgia
28 September dan pulang 8 Oktober. “Tim muhibah seni Unmas mewakili Bali. Kami
juga bakal memperagakan proses tenun kain geringsing itu,” paparnya.
Sementara terkait PKM, paparnya, dalam rangka mengajak
mahasiswa melakukan observasi langsung ke lapangan. Observasi dalam persiapan
menyusun proposal PKM. Proposal bakal diajukan ke Dikti, dalam lima jenis
proposal usulan penelitian, di antaranya PKM pengabdian masyarakat serta karya
cipta.
Tujuan PKM itu, lanjut Suryawan, dalam rangka mempertahankan
predikat Unmas tiap tahun selalu unggul di bidang PKM di wilayah Kopertis
Wilayah VIII. “Pada Pimnas di Mataram tahun lalu, satu-satunya mahasiswa
peneliti dari Unmas yang bisa tembus sampai ke final di lingkungan perguruan
tinggi di Kopertis Wilayah VIII,” katanya.
Dikatakan, dalam rangka cita-cita menjadi tetap yang unggul,
mahasiswa digenjot ke lapangan. Soal kenapa ke Tenganan Pageringsingan, karena
sosial masyarakat dan semua aspek kehidupan masyarakat desa itu sangat unik.
Dari semua prodi, nantinya bisa menemukan ide penelitian dari desa ini. “Pada
2013 dan selanjutnya, Unmas ingin mempertahankan prestasinya. Jangan sampai
tahun depan proposal penelitian mahasiswa Unmas tak ada yang lolos. Kami
mengajak mahasiswa menggali potensi dan kearifan lokal yang ada pada masyarakat
Tenganan,” paparnya.
Menurutnya,
di ajang PKM judul penelitian yang kemungkinan lolos yakni yang unik. Keunikan
itu sangat banyak dapat ditemukan di Tenganan Pageringsingan. Keunikan dan
kearifan lokal tradisi dan kehidupan sehari-hari masyarakat Tenganan masih
tetap bisa dipertahankan sampai kini. Bahkan, ada sejumlah kearifan lokal
seperti sistem otonomi desa, kearifan lokal dalam menjaga hutan dan kelestarian
lingkungan bahkan diadopsi Negara dari Tenganan Pageringsingan. “Penerapan
otonomi daerah di tingkat kabupaten oleh Negara dilakukan mulai 2004, tampaknya
sistem otonomi itu dipelajari dan diadopsi dari desa-desa termasuk dari
Tenganan,” tandas Suryawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar